Katalog Benih Warisan dan Budidaya

 


UMBI GARUT

Salwaa Khanza dan Sagu, salah satu tanaman yang tumbuh subur di Pesantren Ekologi Ath Thaariq

1. Pemilihan Bibit
Tanaman garut diperbanyak secara vegetatif, bagian tanaman yang baik untuk digunakan sebagai bibit adalah ujung-ujung rhizoma atau tunas umbi (bits) yang panjangnya 4 - 7 cm dan mempunyai 2 - 4 mata tunas. Agar diperoleh produksi yang tinggi maka bibit yang digunakan harus berkualitas baik dan jangan menggunakan bibit yang kondisinya kurang sehat, kurus atau menderita akar cerutu (cigar root). Jumlah bibit yang diperlukan untuk setiap hektarnya adalah 3.000 - 3.500 kg bibit.

2. Pengolahan Tanah
Tanaman garut menghendaki tanah yang gembur, agar umbi dapat tumbuh dengan leluasa. Disamping itu saat juga akan mudah dan cepat. Oleh karena itu perlu pengolahan sebaik mungkin dengan cara membajak atau mencangkul dengan kedalaman 20 - 30 cm, agar tanah menjadi semakin gembur maka sebaiknya diberikan kompos atau pupuk kandang sebanyak 25 - 30 ton per hektar karena kompos atau pupuk kandang tersebut selain menggemburkan tanah juga untuk memperkaya kandungan unsur hara di dalam tanah. Tanah di olah dengan membajak atau mencangkul, kemudian dibuat bedengan dengan ukuran panjang sesuai dengan kondisi lahan, lebar 120 cm dan tingginya antara 25 - 30 cm. Jarak antara bedengan yang satu dengan yang lain adalah 30 - 50 cm.

3. Penanaman
Bertanam garut biasanya dilakukan pada awal musim hujan yaitu sekitar bulan Oktober agar tanaman lebih banyak tertolong pertumbuhannya dengan adanya curah hujan. Jarak tanaman garut yang umumnya digunakan adalah sekitar 37,5 x 75 cm. Bibit ditanam pada bedengan-bedengan yang telah disiapkan dengan menggunakan alat tanam seperti tugal atau cangkul dengan kedalaman yang cukup yaitu antara 8 - 15 cm. Dalam penanaman bibit garut ini bertujuan agar umbi yang terbentuk nantinya tidak menonjol ke permukaan tanah. Setelah bibit ditanam selanjutnya lubang tanaman ditutup dengan tanah.

4. Pemupukan
Pemberian pupuk merupakan kegiatan yang sangat penting untuk dilakukan agar tanaman garut memperoleh bahan makanan yang cukup, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan subur dan hasil umbi dapat mencapai optimal. Jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk alam (pupuk organik) seperti kompos atau pupuk kandang sebanyak 25 - 30 ton/ha yang diberikan pada saat pengolahan tanah. Selain pupuk alam (pupuk organik), pupuk buatan (pupuk anorganik) juga sangat penting untuk diberikan yaitu : Urea sebanyak 350 - 400 kg/ha, SP-36 sebanyak 200 - 300 kg/ha dan KCL sebanyak 100 - 350 kg/ha. Pupuk anorganik dapat diberikan sekaligus pada saat tanaman berumur 3,5 bulan dan dapat pula diberikan secara bertahap.
Apabila pemupukan dilakukan secara bertahap sebaiknya diberikan sebanyak 2 kali pemupukan pertama bersamaan dengan penanaman bibit, sedangkan pemupukan kedua dilakukan menjelang tanaman berbunga atau pada saat tanaman berumur kurang lebih 3,4 bulan karena pada saat itu tanaman mulai membentuk umbi sehingga sangat membutuhkan banyak zat makanan.
Pemberian pupuk dapat dilakukan pada garitan atau alur yang dibuat disepanjang barisan tanaman; dan dapat juga lubang-lubang yang dibuat dengan menggunakan tugal didekat pangkal tanaman garut. Setelah pupuk diberikan selanjutnya lubang atau alur tersebut ditutup kembali dengan tanah untuk menghindari terjadinya kehilangan pupuk akibat penguapan.

5. Pemeliharaan
Kegiatan yang perlu dilakukan adalah penyiangan dan pembumbunan karena kedua kegiatan tersebut merupakan perawatan tanaman. Penyiangan dimaksud untuk membersihkan rumput atau gulma yang tumbuh disekitar tanaman yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Penyiangan dapat dilakukan setiap bulan terutama selama 3 - 4 bulan pertama, dan apabila tanaman garut mulai nampak berbunga maka kegiatan penyiangan tidak boleh lagi dilakukan. Saat melakukan penyiangan, sebaiknya dilakukan juga pembumbunan. Cara melakukan pembumbunan yaitu tanah berada disekitar tanaman dicangkul, lalu ditimbun ke arah pangkal-pangkal batang. Rerumputan atau gulma-gulma yang ada dibenamkan ke dalam tanah karena rerumputan atau gulma tersebut dapat berperan juga sebagai pupuk dan menjadi sangat penting guna mencegah timbulnya serangan penyakit.
Pada tanaman garut dikenal istilah akar cerutu (cigar root) yang pada dasarnya adalah suatu umbi yang berbentuk kurus panjang yang banyak mengandung serat dan sedikit sekali kandungan patinya. Bentuk umbi seperti ini bukan akibat dari adanya serangan hama atau penyakit tetapi akar cerutu terbentuk untuk membentuk tunas-tunas baru. Kegiatan pembumbunan pada tanaman garut ini merupakan kegiatan yang sangat perlu dilakukan untuk memelihara kondisi tanah agar menjadi gembur sehingga akan menbantu pertumbuhan umbi.

Hama dan Penyakit serta Pengendaliannya
Tanaman garut termasuk tanaman yang tidak terlalu banyak jenis hama dan penyakit yang menyerangnya, dan sekalipun ada pada umumnya serangannya kurang membahayakan pertumbuhan tanaman. Satu-satunya jenis hama yang penting adalah ulat penggulung daun (colopedes athlius cran), ciri-cirinya daun yang terserang melinting (menggulung), karena ulat ini menggulung sejumlah daun sehingga dapat menghambat proses asimilasi yang akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan umbi garut. Hama ini dapat diatasi dengan mudah yaitu dengan menggunakan larutan yang mengandung arsanik.

Jenis penyakit yang sering menyerang garut adalah penyakit akar. Penyakit akar ini disebabkan oleh Rosselina Bunodes Sacc. Yang biasanya menyerang tanaman garut yang diusahakan pada daerah-daerah yang lembab dengan curah hujan tinggi dengan drainase yang kurang baik. Oleh karena itu pembuatan saluran drainase perlu diperhatikan agar dapat diperoleh produksi yang tinggi, tentunya juga cara budidayanya. Penulis: Yulia Tri sedyowati
Email: yuliatrisedyowati
Sumber: http://bukabi.wordpress.com/2009/03/02/budidaya-tanaman-garut/
http://www.deptan.go.id/ditjentan/detailpublikasi.php?id=39

 

GANYONG

Ganyol - Ganyong (Canna discolor L. syn. C. edulis, suku kana-kanaan atau Cannaceae)

Gambar : Tembok dapur Pesantren Kebon Sawah, jalan setapak, Ganyong, Serai dan Padi beras merah
 
Ganyong (Canna discolor L. syn. C. edulis, suku kana-kanaan atau Cannaceae), sangat populer karena penghasil Umbi dengan kandungan karbohidrat tinggi namun  rendah gula. 
Dapat umbuh dengan sangat baik, sekalipun diatas tanah miskin hara, tidak membutuhkan pupuk tambahan, dan mampu hidup diatas ketinggian 0-250 mdpl.
Ber
1. Penyiapan Bibit
Bibit tanaman Ganyong sendiri diambil dari ubi dan anakan. Jika bibit dari ubi, maka diambil dari rumpun induk yang cukup tua saat umur 10-15 bulan, tumbuh sehat, subur, normal serta telah membentuk akar tongkat atau bongkol. Sedangkan bibit dari anakan diambil pada tanaman / rumpun yang berumur 10-15 bulan beranak yang cukup banyak serta pertumbuhan tanamannya yang sehat dan normal. Biasanya kebutuhan akan bibit jika per Ha ialah 4.117 – 17.777 bibit, dan tergantung dari jarak tanam yang akan digunakan. Dalam mencegah kerusakan bibit akibat penyakit busuk umbi yang sebelum ditanam bisa dilakukan dengan pencelupan bibit pada larutan CuSO4 10%.
2. Penyiapan LahanLahan yang akan digunakan untuk tanaman Ganyong ini harus diolah dengan cara yang benar. Mulanya lahan dicangkul ataupun dibajak dengan kedalaman 30 cm sampai gembur, lalu dikeringkan selama 15 hari. Lalu dicangkul kembali sambil membuat guludan selebar 40-60 cm dan tinggi 30 cm serta panjang mengikuti keadaan lahan. Jarak antar guludan 60-100 cm. Dibuat lubang tanam dengan ukuran 12,5 sampai 15 cm dan jarak antar tanam 75x75cm, 100x75cm, 90x90cm, 100x135cm tergantung dalam kesuburan tanah. Dan disaat perataan tanah, berikan pupuk baik itu pupuk kandang ataupun kompos sebanyak 25-30 ton/ha.
3. Penanaman
Waktu yang digunakan dalam penanaman yang paling baik yakni di awal musim hujan sekitar bulan oktober – november. Caranya menanam bibit tanaman Ganyong ini ialah pilih bibit yang baik, yakni bibit asal ubi atau anakan. Tanamkan bibit satu persatu ke dalam lubang tanam dengan arah tunas yang menghadap ke atas. Dan terakhir tutup bibit dengan tanah yang setebal 12,5 cm sambil merapikan guludan.
4. Pemeliharaan Tanaman
Dalam masa pemelihaan, yang perlu diperhatikan yaknit penyiangan terhadap gulma ataupun penyulaman. Mulsa rumput kering ini dapat membantu dalam menjaga kelembaban tanah serta menambah unsur hara namun bisa juga menjadi tempat persembunyian untuk kumbang. Pemupukan bulanan juga menggunakan pupuk cair ataupun buatan yang memberikan hasil lebih baik. Pemeliharaan yang terutama ialah penyiangan, pembumbunan serta pemupukan. Pembumbunan sendiri ialah usaha yang dilakukan untuk penggemburan tanah dimana dengan tanah yang gembur akan membuat umbi dapat berkembang dengan sangat leluasa. Pembumbunan sendiri dilakukan saat usia dari tanaman Ganyong berumur 2-2,5 bulan. Demikian juga dengan pupuk yang dilakukan secara bersamaan dengan pembumbunan.
5. Penyakit dan Hama

Umumnya tanaman Ganyong ini merupakan tanaman yang keras dengan sedikit dari penyakit dan hama. Penyakit jamurnya biasanya Fusarium, Puccinia, serta Rhizoctonia Sp. Kumbbang serta belalang bisa memakan daun, dan cacing menyerang umbinya.
6. Panen dan Hasil
melakukan panen dari umbi tanaman Ganyong ini bisa dilakukan saat 4-8 bulan setelah menanam, dicabut maupun digali. Cirinya ialah apabila potongan dari segitiga bagian terluar daun umbi berubah menjadi ungu. Panen dengan waktu 8 bulan menghasilkan hasil yang lebih tinggi karena umbi telah mengembang secara maksimum.
7. Penanganan Setelah Panen
Umbi yang segar yang baru dipanen harus ditangani dengan cara yang hati – hati, jika akan dikonsumsi harus dilakukan segera setelah panen. Namun jika akan dibiarkan dalam kurun waktu 10 bulan lebih umbi ganyol akan menjadi keras, kurang bisa dikonsumsi, serta tepung yang akan dihasilkan menjadi sangat rendah. Umbi yang telah dibersihkan bisa disimpan dalam beberapa minggu dikondisi yang sejuk serta kering.
(DKP3 Kota Tasikmalaya)


Rosela Merah karena ada Rosella Ungu di Pesantren Kebon Sawah
Daunnya habis dimakan ulat
Tapi bunganya begitu berbanyak
Menghiasi indah pekarangan kami
Menambah nutrisi bagi tubuh kami
Semakin banyak tumbuhan pangan
Semakin banyak gizi tersedia untuk keluarga kami

Karena Pohon Kelor telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan kami
Pemberi nutrisi lengkap pangan keluarga kami
Dan pemberi  nutrisi lengkap untuk kehidupan tanaman kami
Dari yang hidup untuk yang hidup
Bertani mudah hanya dari nutrisi nutrisi yang hidup
Ibu Nyai Nissa Wargadipura di Pesantren Kebon Sawah

Karena Kami Pencinta Raw Food (sayur mentah
Diitanamlah dalam polibag menempel di teras depan rumah di Pesantren Kebon Sawah


Hanya menunggu panen saja
Satu persatu disimpan di tempat yang paling terjangkau
Sesekali diberi pupuk kering dari serasah atau air sampah dapur yang sudah di pupuk organik cairkan
Percaya akan sangat rimbun 
Tanaman Karbohidrat yang tangguh dalam cuaca apapun
Tak harus diurus karena dia super lokalnya kita
Sudah sangat adaptif
"Taleus Lahun Indung" di Pesantren Ekologi Ath Thaariq Garut


Lahannya sudah penuh
Polybag membantu kami
Tanam satu tumbuh lima puluh
Bisa! Di Pesantren Kebon Sawah

Lidah Buaya
Di kupas diambil dagingnya, direbus,
dicampur dengan air gula merah tambah bunga melati
Di pindah dari halaman Rumah Ibu Terkasih
Atau dicuci aja sampai 4 kali biar rasa getirnya hilang.
Atau di simpan saja di kulkas, sekitar 3 hari, sampai layu.
Lalu dikupas dan dicuci bersih. Siap makan sudah.
Kyai Ibang Lukman, Pemelihara Lidah Buaya dari Ibu, di Pesantren Kebun Sawah



Memisahkan satu persatu benih "Talas Lahun Indung"
Awal gerakan Revolusi Meja Makan
Dibenihkan sendiri, ditanam sendiri, dipelihara sendiri, dipanen sendiri, dimakan sendiri.
Jelas asal usulnya, jelas mengolahnya, jelas kita yang menghasilkannya
Mampukah?
Pesantren Kebon Sawah sudah sampai disana
"bertani sambil merem di Pesantren Kebon Sawah"


Kenikir kenikir kami
Karena pupuk rumput yang didiamkan alami, ditumpuk disimpan ditanah
Meninggi tak tertandingi
Hanya di Pesantren Kebon Sawah




Telang Ungu Bertebaran di Pesantrean Ath Thaariq
Cocok ditanam dibawah genting, hanya dipupuk oleh daun dari dirinya sendiri,
Karena Telang Ungu bangsa legum terkenal dengan nitrogennya
Tiap hari panen karena berbunga terus menerus,
Bagus bunganya untuk campuran Pepes Tahu
Sederhana, dari 10 tahu kuning yang dilumatkan,
tambahkan 2 batang serai, tiga lembar salam, jahe,
lengkuas, bawang merah, bawang putih dan tomat secukupnya,
campurkan dan taburkan bunga telang ungu sesuai selera,
bungkus  dengan daun pisang, kukus.
Selamat Mencoba, Super!

Belajar dari Serasah Kering untuk Pupuk Alami di Pesantren Kebon Sawah
Serasah kering untuk pupuk alammu
Selalu terngiang kata kearifan para tetua kami
Maka jadilah kami mengumpulkannya
Atau menumpukkannya begitu saja dipinggir pinggir tanaman kami
Tanpa perlakuan istimewa apapun
Cukup menyimpannya dipinggir pinggir sawah kami
Nutrisi tambahan dari Daun Serasah Kering
Di Pesantren Kebon Sawah
Sabtu dan Minggu yang selalu sibuk
Agar mereka tahu
Bahwa cabe di negeri ini tidak hanya satu jenis cabe domba
Tidak satu jenis tomat apel
Tapi bumi ini melahirkan berjenis jenis cabe dan berjenis jenis tomat

Selalu Jumat, Sabtu, Minggu di kelas yang paling menyenangkan di Pesantren Kebon Sawah



Penampakan Pohon/Daun Gedi di Pesantren Kebon Sawah
Pohon Gedi bisa mencapai 3 meter tingginya, menanamnya sangat mudah, tidak harus dipelihara namun bisa tumbuh sangat tinggi dan berdaun rimbun, semakin sering dipetik semakin suka hidupnya merimbun, pohon gedi mempunyai daun dengan bentuk yang berbeda – beda, tapi sukunya sama dari Malvaceae.
Dari atas mengambil potonya, menyentuh langit
Tanaman sederhana tapi memberi kedaulatan
Ditanam begitu saja tanpa harus dipupukpun jadilah, pohon hebat yang telah adaptif.
Kita tidak harus mengeluarkan tenaga memeliharanya
Untuk oseng, lalap rebusan, tambahan sayur pecel, obat panas dalam, obat maag, bubur manado,
Apapun jika dia bernutrisi, ambil untuk di tanam di pekarangan kita, stek batangnya, tancap!
Karena tanah air kita, Kaya!

Poto : Para Santri Ath Thaariq sedang membuat Kompos Cacing

Pembuatan Kompos Cacing
Pembuatan Kompos Cacing, menjadi keterampilan utama yang harus dimiliki para santri Ath Thaariq, ini dikarenakan pekerjaan sehari hari adalah melakukan rehabilitasi tanah, sehingga dibutuhkan media pupuk yang penting agar dapat mempercepat tanah lebih subur. Kompos Cacing adalah jalan tercepat dalam memperbaiki unsur hara di dalam tanah.
Unsur unsurnya telah cukup, selain kotorannya, cacingnya sendiri dapat memperbaiki dengan sempurna.
Bahan bahan yang dibutuhkan untuk kompos cacing sangat sederhana
1.       Kotoran kerbau yang dicampur air sedikit
2.       Cacing Ungu (lumbricus yang sering terdapat didalam pelepah pisang)
3.       Cacahan batang pisang
4.       Bubur atau sobekan kertas untuk perkembangbiakan cacing
Semua dicampur menjadi satu, disimpan dalam wadah wadah yang bawahnya diberi lubang berdiameter 1cm, disimpan secara ditumpuk, agar pada setiap satu minggu bisa disiram dan bergantian dipindah sambil kembali diberi pakan yakni kotoran kerbau yang dicampur air.
Kompos Cacing bisa digunakan setelah semua bahan diatas telah dimakan dan telah menjadi bubuk yang halus dengan warna hitam
Semoga Bermanfaat!

Para santri laki laki pada kelas sore, setelah mengaji, bersama belajar dengan Ibu Nyai Nissa Wargadipura di Kebun Vertikultur Pesantren Kebon Sawah. Poto : Salwaa Khanza

BELAJAR DARI TANAH YANG HIDUP

Tanah berasal dari batuan yang telah lapuk
Berjuta-juta tahun yang lalu, 
Bumi kita ini tidak memiliki tanah.
Bumi kita hanya terdiri dari udara, air, dan gunung batu
Seiiring dengan waktu,
Terjadi pengikisan terus menerus tiada berhenti
Hingga terjadilah partikel partikel tanah
Butuh 500 sampai dengan 1000 tahun untuk membuat 1 inch tanah
Proses pengikisan ini tidak begitu saja berdiri sendiri
Ada begitu banyak peristiwa didalam pembentukannya
Air, gempa bumi, perubahan iklim, berbagai macam mikroorganisme, jamur dan gas 
Telah membentuk tanah sebagai sumber penghidupan manusia dan makhluk hidup yang lainnya
Tanah tidak hanya terdiri dari satu lapisan saja
Susunan lapisannya terdiri atas humus, lempung, geluh, pasir, dan kerikil
Tanah yang baik adalah tanah yang perbandingannya sama banyaknya
Yang mengandung humus serta bagian pasir, geluh dan lempungnya
Tanah adalah tempat hidup yang paling ideal bagi bakteri 
Karena didalam tanah terkandung bahan organik, anorganik dan mineral yang berlimpah.







Temulawak (Curcuma xanthorrhiza)
Nama daerah di Jawa yaitu temulawak, di Sunda disebut koneng gede, sedangkan di Madura disebut temu labak.
Kandungan utama rimpang temulawak adalah protein, karbohidrat, dan minyak atsiri yang terdiri atas kamfer, glukosida, turmerol, dan kurkumin. Kurkumin bermanfaat sebagai anti inflamasi (anti radang) dan anti hepototoksik (anti keracunan empedu).
Temu lawak memiliki efek farmakologi yaitu, hepatoprotektor (mencegah penyakit hati), menurunkan kadar kolesterol, anti inflamasi (anti radang), laxative (pencahar), diuretik (peluruh kencing), dan menghilangkan nyeri sendi. Manfaat lainnya yaitu, meningkatkan nafsu makan, melancarkan ASI, dan membersihkan darah.
Selain dimanfaatkan sebagai jamu dan obat, temu lawak juga dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat dengan mengambil patinya, kemudian diolah menjadi bubur makanan untuk bayi dan orang-orang yang mengalami gangguan pencernaan Di sisi lain, temu lawak juga mengandung senyawa beracun yang dapat mengusir nyamuk, karena tumbuhan tersebut menghasilkan minyak atsiri yang mengandung linelool, geraniol yaitu golongan fenol yang mempunyai daya repellan nyamuk Aedes aegypti. (Pusat Data)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar