Pada tahun 2014 yang lalu, saya diundang oleh Kibar Kediri Dian Pratiwi Pribadi.
Kami diminta untuk mengikuti pameran yang diselenggarakan
oleh Kibar Kediri dalam rangka Merayakan Hari Pertanian Keluarga 2014. Seiring
waktu kami akhirnya turut meramaikan bersama Mantasa, Pesantren Ath Thaariq, API,
dan beberapa organisasi lokal lainnya.
Bukan saja diminta untuk memamerkan benih dari Pesantren
Kebon Sawah, kamipun diminta untuk mengisi workshop pembuatan Vermicompost, juga diminta untuk menjadi moderator
seminarnya dimana salah satu pembicaranya adalah Vandana Shiva.
Pada 6 bulan yang lalu, saya diundang oleh Hayuh Diah Patria
untuk menjadi Fasilitator Pendidikan Pertanian Organik di Mendira Jombang, awal
pembicaraan A – Z Agroekologi and Organic Food System Course ini dimulai dari sini, kemudian
dikuatkan oleh Yayasan Kehati yang merekomendasikan saya berangkat ke Navdanya.
Menjejakkan kaki bersama 10 orang lainnya dari Indonesia
sebagai rombongan terbesar dalam kursus ini di area biodiversity Navdanya,
sebuah kesenangan tersendiri. Dengan kawan baru dari berbagai pulau dan
berbagai latar belakang keahlian, namun mempunyai visi yang sama berbasis
pengembangan agro ekologi. Ditambah dengan teman dari berbagai negara, sebuah
tantangan sendiri untuk mengembangkan lebih matang kualitas utama pada diri
saya.
![]() |
Di Area Biodiversity University of The Earth, Bija Vidya Peeth, Navdanya, Dehradun, Uttarakhand, India |
![]() |
30 hari, 1-30 Oktober 2015. Belajar di area ini. Navdanya India |
Menarik belajar kebun mangga dimana pohonnya besar besar
(sebesar hampir dua pelukan) dan sama tingginya di depan kamar kami, yang dibawahnya
ditumbuhi kunyit, temulawak dan temu kunci. Empon – emponan selalu menarik
untuk dipelajari. Di tanah air bila kita amati dengan leluasa, selain empon
emponan, begitu banyak pula jenis umbi umbian yang sifatnya sama bisa tumbuh
baik dibawah kerindangan pohon pohon bambu. Dua jenis tanaman ini buat saya
adalah sebuah proses luar biasa untuk menghasilkan sebuah sistem/skema dimana
kita tetap bisa bertanam tanpa mengganggu tanaman lainnya, utama pohon pohon
besar yang akan memberikan kontribusi besar terhadap pasokan oksigen untuk
lingkungan kita, dengan tidak harus mengkhawatirkan kekurangan pasokan pangan
dan obat dibawah lindungannya. Alam begitu cerdik dan cerdas dalam mengatur
semua sistem tersebut.
![]() |
Presentasi Kegiatan Pesantren Kebon Sawah di Sessi Tanah untuk Kehidupan. Navdanya September 2015 |
Kedua jenis tanaman inipun sama sekali tidak berpengaruh
terhadap pertumbuhan batang dan daun, juga bunga dan buah, pohon utama seperti
mangga dan bambu. Begitupun pula pohon lainnya seperti ditanah air (ingat pada
sistem kebun talun). Kehebatan lainnya dari kebun mangga disini adalah pohon
pohon menjadi rumah burung bagi beberapa species. Yang saya lihat adalah tempat
bermain tekukur, hinggapnya jalak hitam
serta burung putih seperti yang sering hinggap di sawah sawah kami. Bila malam
hari tiba, saya selalu mengamati jenis
jenis serangga yang sering hinggap di
dinding jendela kamar kami, hampir ada sekitar 12 jenis dengan bentuk serangga
yang berbeda.
Pada setiap pagi, kami selalu mendapat giliran untuk bekerja
di beberapa area, saya pikir ini bukan sekedar piket pembagian kerja, namun
lebih sangat dekat pada pengenalan area setempat. Saya paling senang bila sudah
berada di kebun, mengenal desainnya, mengenal jenis tanamannya, mengenal berbagai jenis binatangnya utama
mengenal jenis tanahnya.
Tidak sulit mencabuti rumput, itu pertanda baik!
![]() |
Pegang pegang Tahi Sapi. Belajar Bio Dynamic. Auuuu.... Navdanya India September 2015 |
Pada waktu pertama mendapat bagian membersihkan kebun, saya
menemui begitu bercampurnya antara tanah berpasir dan batu kerikil di area ini.
Sebuah struktur tanah yang menurut saya
begitu sulit untuk dikategorikan sempurna, jauh seperti tanah di dataran Parahiyangan ditempat saya
berkebun dan tinggal. Diatasnya terdapat banyak daun/serasah kering, membuatnya
begitu lembab sedikit basah dan sangat segar kondisi tanahnya. Kesegaran tanah
tersebut yang membuat saya sangat tertarik. Saya senang sekali mendapat
pengetahuan mana tanah yang kering dan tanah yang segar, tanah yang berlumut,
tanah yang basah dan tanah yang lembab, tanah lengket, tanah yang rangu, tanah
yang kering namun sehat dan tanah yang kering namun tidak sehat, begitupun
sebaliknya. Tapi tanah yang lembab sekaligus rangu dibawah daun serasah kering
selalu membuat saya jatuh cinta pada satu tempat tersebut.
Dimanapun tempatnya di Bija Vidya Peeth ini, saya tidak
menemukan kesulitan dalam mencabuti rumput, baik dengan tangan maupun dengan
alat. Ada juga satu dua rumput yang sulit dicabut, itu pasti rumputnya telah
tinggi dan akarnya mengakar kedalam.
Area ini dipenuhi pula oleh berbagai macam tanaman pangan,
selalu saya bilang, yang keren itu pasti tanaman lokal! Tanaman setempat yang
telah sesuai dengan situasi dan kondisi setempat, yang tidak membuat banyak
keluar tenaga, menanam dalam jumlah sedikit namun banyak jenis, ini membuat
mereka saling melindungi. Pengetahuan itu sudah saya terapkan jauh sebelum saya
mengenal Vandana Shiva dan Universitas of The Earth, saya adalah pendengar yang
sangat baik bagi tutur para orang tua saya di kampung, dan tutur kata Vandana
Shiva serta para guru di Universitas Of The Earth semakin menguatkan keyakinan
saya pada sistem Agro Ekologi.
Dominasi berbagai Legum dan Karbohidrat, aku dapatkan pada
area kebun di belakang Universitas of
The Earth. Okra, berbagai jenis kemangi, oyong, talas, jahe, wijen, kacang tunggak, kunyit, dan lain
sebagainya.
Belajar banyak dari sistem yang dibangun di kawasan ini,
saya sangat menghargai kehadiran Mantasa di Indonesia, sebagai lembaga yang telah
menghadirkan dan menghadiahi saya untuk terus bekerja pada isyu Agro Ekologi.
Terima kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar