Oleh : Nissa Wargadipura
Pelaksanaan pertanian
berkelanjutan bersumber dari tradisi pertanian keluarga yang menghargai,
menjamin dan melindungi keberlanjutan alam untuk mewujudkan kembali budaya
pertanian sebagai kehidupan. Oleh karena itu, diistilahkan sebagai “Pertanian
Berkelanjutan berbasis masyarakat”, ini untuk membedakannya dengan konsep
pertanian organik berhaluan agribisnis.
Pertanian berkelanjutan
merupakan tulang punggung bagi terwujudnya kedaulatan pangan, yang
menggabungkan berbagai komponen seperti pengetahuan ekologis (proses-proses
natural dan saling berkaitan yang terjadi di alam), kemampuan manusia untuk
mendesain sistim produksi semisal pertanian dan peternakan, pemanfaatan
teknologi tepat guna dan ramah lingkungan, serta kesadaran untuk bekerjasama
dengan budaya dan lingkungan setempat.
Pengelolaan pertanian berkelanjutan
telah berhasil dilakukan di Pesantren Ekologi
Ath Thaariq, dengan mengoptimalkan areal
kebun kecil dengan luas kurang lebih 0,25 ha yang dikelola bersama oleh anggota pesantren
sebanyak 25 orang. Areal ini telah berhasil memenuhi kebutuhan gizi keluarga Ath thaariq disamping sekaligus untuk
keindahan (estetika). Pemenuhan
kebutuhan pangan rumah tangga secara cukup, berkualitas, bergizi, dan aman
secara teratur. Dengan biaya murah dan pengawasan mudah, kebun ini dapat
menjadi sarana mengatasi kelangkan pangan keluarga kami. Areal ini kami sebut
sebagai areal “pekarangan rumah”, karena tempat kami berkebun ada dilingkungan
tempat kami tinggal.
Dengan system produksi tanaman pertanian
di pekarangan dapat mendukung usaha kedaulatan pangan. Lahan pekaranganpun
telah dapat dikembangkan sebagai apotik hidup dengan menanami tanaman obat
keluarga (TOGA) dan gizi dengan menanam berbagai kacang – kacangan, buah-buahan
dan sayuran. Demi mengendalikan dan mencegah adanya serangan hama dan penyakit
pada tanaman, pesantren menanam beragam jenis tanaman, tindakan ini pun
mempermudah keluarga untuk mendapatkan akses makanan sehat dengan mengembangkan
system bertani organic, sekaligus berperan pula dalam pelestarian lingkungan
berupa kesejukan, kesegaran, keindahan, biodiversitas, dan bahkan membantu
memitigasi gas rumah kaca (produk intangible)
di kawasan pemukiman secara berkelanjutan.
Berdasarkan pengalaman yang terus dilakukan oleh Pesantren Ath Thaariq, jenis tanaman hortikultura mulai dari sayuran, buah-buahan, dan obat-obatan. Dengan umur tanam yang pendek, gampang diurus (tidak memerlukan waktu yang khusus), bergizi tinggi, jenis tanaman yang cukup banyak, mampu ditanam secara berkala dapat dimanfaatkan dalam mencukupi kebutuhan keluarga
Pekarangan Pesantren Ath Thaariq mampu
memenuhi sebuah gerakan berbentuk Intensifikasi Pekarangan sebagai warung
hidup, yaitu pekarangan yang memiliki berbagai fungsi, antara lain sebagai
berikut :
Mendekatkan makanan segar di sekitar rumah, berarti mempermudah akses terhadap pemenuhan gizi anak dan ibu, Kebun Pekarangan harus mampu mendongkrak upaya upaya pemenuhan gizi Keluarga. |
Sumber vitamin yang diperlukan untuk
mempertahankan kesehatan tubuh, kebutuhan vitamin sangat penting artinya bagi
tubuh manusia. Kekurangan
vitamin dapat menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Sering
terjadi didalam masyarakat kita adalah kekurangan vitamin A dan C. Kekurangan
vitamin A dapat menyebabkan buta senja dan xerophtholmia. Akibat yang sangat
serius adalah kebutaan dan tidak dapat disembuhkan lagi. Kekurangan vitamin C
dapat menyebabkan gusi berdarah. Jika kekurangan vitamin C pada masa
kanak-kanak, pertumbuhan gigi geligi akan terganggu. Pada tingkat yang ringan
memberikan gejala pada jaringan gusi, bisa dijumpai pada anak-anak pra sekolah. Kebutuhan akan vitamin
A dan C dapat dipenuhi dari sayur-sayuran. Beberapa jenis sayaur-sayuran yang
kaya akan vitamin A ( 5.000 – 18.000 SI) adalah bayam, sawi, kankung, kacang
panjang, kecipir, katuk, dan kemangi. Sementara beberapa jenis sayuran yang
banyak mengandung vitamin C (50 – 275 mg) adalah katuk, lobak, bayam, petsai,
oyong, dan cabai hijau besar
Sumber Mineral: Mineral menempati
sekitar 4 % dari total berat tubuh manusia. Berdasarkan macamnya, unsur mineral
yang dibutuhkan oleh manusia adalah unsur K, Na, Ca, Mg, P, S dan Cl sbagai
mineral makro, serta unsure Fe, Cu, Co, Se, Zn, Cr dan Mo sebagai mineral
mikro. Mineral
yang berkaitan erat dengan sayuran serta apabila tidak terpenuhi akan
menimbulkan masalah kesehatan adalah zat besi (Fe). Kekurangan Fe menimbulkan
animea gizi yang dapat mengakibatkan produktifitas dan daya konsentrasi
berkurang. Sayuran yang mengandung vitamin C berperan meningkatkan absorpsi Fe
dalam usus. Jenis sayuran yang banyak mengandung zat besi antara lain bayam,
kacang panjang, kecipir, lobak, kangkung, katuk, kemangi, petsai, sawi, cabai,
dan wortel.
Sumber Penganekaragaman (Diversivikasi)
Makanan : Penganekaragaman
(diversifikasi) makanan pada dasarnya menekankan pada konsumsi makanan yang
bervariasi. Membiasakan berfikir dan bertindak dalam memilih bahan makanan atas
dasar pedoman 4 sehat 5 sempurna, termasuk didalamnya sayuran penting
dilakukan. Oleh karena itu penanaman pekarangan dengan aneka jenis
sayuran akan
merupakan sumber penganekaragaman makanan.
Sarana Kesehatan : Produk sayuran kaya
akan zat gizi yang dibutuhkan untuk perbaikan gizi keluarga dan sarana
kesehatan masyarakat. Kampanye dengan moto “kembali ke alam” mengisyaratkan
pentingnya menggunakan makanan alami, termasuk sayuran.
Usaha intensifikasi
pekarangan secara kontinu dengan budidaya sayuran merupakan penunjang utama
tingkat konsumsi sayuran, perbaikan kualtas hidup, dan peningkatan pendapatan.
Pengalaman penting dari apa yang kami
lakukan, lahan pekarangan dapat dijadikan asset berharga bagi pengembangan
usaha tani skala rumah tangga. Kini pemanfaatan lahan menjadi basis usaha
pertanian yang mampu memberdayakan sumberdaya keluarga dalam kegiatan menjual tanaman
herbal bersifat rajangan kering, yang dijual secara online.
Pesantren Ath Thaariq berusaha untuk
memberikan contoh bagi lingkungan, dimana seluruh pemenuhan keluarga, terutama
pangan, diproduksi sendiri, sehingga pangan
bias terpenuhi, mandiri dan tidak tergantung pada pasar dan bantuan.
Areal terbatas dikelola secara optimal
dan terencana sehingga dapat memberikan manfaat yang sangat besar bagi seluruh
anggota di Pesantren Ath Thaariq.
Dengan adanya pemanfaatan lahan
pekarangan yang dilakukan oleh Pesantren Ath Thaariq, sangat banyak mengurangi
pengeluaran belanja bulanan dan memberdayakan para anggotanya. Sehingga dalam
mencukupi kebutuhan pangan, gizi dan nutrisi keluarga tidak menjadi beban.
Bertani memanfaatkan lahan seadanya di Teras Pesantren Ath Thaariq Garut |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar