Minggu, 20 Maret 2016

Pertanian Berkelanjutan Tulang Punggung Terwujudnya Kedaulatan Pangan

Oleh : Nissa Wargadipura

Pelaksanaan pertanian berkelanjutan bersumber dari tradisi pertanian keluarga yang menghargai, menjamin dan melindungi keberlanjutan alam untuk mewujudkan kembali budaya pertanian sebagai kehidupan. Oleh karena itu, diistilahkan sebagai “Pertanian Berkelanjutan berbasis masyarakat”, ini untuk membedakannya dengan konsep pertanian organik berhaluan agribisnis.
Pertanian berkelanjutan merupakan tulang punggung bagi terwujudnya kedaulatan pangan, yang menggabungkan berbagai komponen seperti pengetahuan ekologis (proses-proses natural dan saling berkaitan yang terjadi di alam), kemampuan manusia untuk mendesain sistim produksi semisal pertanian dan peternakan, pemanfaatan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan, serta kesadaran untuk bekerjasama dengan budaya dan lingkungan setempat. 
 
Berbagai Teh Herbal Bunga Rosela, Daun Mint, Daun Sirsak, Kayu Secang, Daun Salam, Pegagan, dll, di produksi Pesantren Ath Thaariq Garut, berasal dari tanaman obat liar, diproduksi berdasarkan pengetahuan, menjadi salah satu alternatif pendapatan ekonomi keluarga
Pengelolaan pertanian berkelanjutan telah berhasil dilakukan di Pesantren Ekologi  Ath Thaariq, dengan mengoptimalkan areal  kebun kecil dengan luas kurang lebih 0,25 ha  yang dikelola bersama oleh anggota pesantren sebanyak 25 orang. Areal ini telah berhasil memenuhi kebutuhan gizi keluarga  Ath thaariq disamping sekaligus untuk keindahan (estetika).  Pemenuhan kebutuhan pangan rumah tangga secara cukup, berkualitas, bergizi, dan aman secara teratur. Dengan biaya murah dan pengawasan mudah, kebun ini dapat menjadi sarana mengatasi kelangkan pangan keluarga kami. Areal ini kami sebut sebagai areal “pekarangan rumah”, karena tempat kami berkebun ada dilingkungan tempat kami tinggal.

Dengan system produksi tanaman pertanian di pekarangan dapat mendukung usaha kedaulatan pangan. Lahan pekaranganpun telah dapat dikembangkan sebagai apotik hidup dengan menanami tanaman obat keluarga (TOGA) dan gizi dengan menanam berbagai kacang – kacangan, buah-buahan dan sayuran. Demi mengendalikan dan mencegah adanya serangan hama dan penyakit pada tanaman, pesantren menanam beragam jenis tanaman, tindakan ini pun mempermudah keluarga untuk mendapatkan akses makanan sehat dengan mengembangkan system bertani organic, sekaligus berperan pula dalam pelestarian lingkungan berupa kesejukan, kesegaran, keindahan, biodiversitas, dan bahkan membantu memitigasi gas rumah kaca (produk intangible) di kawasan pemukiman secara berkelanjutan.

Berdasarkan pengalaman yang terus dilakukan oleh Pesantren Ath Thaariq, jenis tanaman hortikultura mulai dari sayuran, buah-buahan, dan obat-obatan. Dengan umur tanam yang pendek, gampang diurus (tidak memerlukan waktu yang khusus), bergizi tinggi, jenis tanaman yang cukup banyak, mampu ditanam secara berkala dapat dimanfaatkan dalam mencukupi kebutuhan keluarga
Pekarangan Pesantren Ath Thaariq mampu memenuhi sebuah gerakan berbentuk Intensifikasi Pekarangan sebagai warung hidup, yaitu pekarangan yang memiliki berbagai fungsi, antara lain sebagai berikut :
 
Mendekatkan makanan segar di sekitar rumah, berarti mempermudah akses terhadap pemenuhan gizi anak dan ibu, Kebun Pekarangan harus mampu mendongkrak upaya upaya pemenuhan gizi Keluarga.

Sumber vitamin yang diperlukan untuk mempertahankan kesehatan tubuh, kebutuhan vitamin sangat penting artinya bagi tubuh manusia. Kekurangan vitamin dapat menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Sering terjadi didalam masyarakat kita adalah kekurangan vitamin A dan C. Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan buta senja dan xerophtholmia. Akibat yang sangat serius adalah kebutaan dan tidak dapat disembuhkan lagi. Kekurangan vitamin C dapat menyebabkan gusi berdarah. Jika kekurangan vitamin C pada masa kanak-kanak, pertumbuhan gigi geligi akan terganggu. Pada tingkat yang ringan memberikan gejala pada jaringan gusi, bisa dijumpai pada anak-anak pra sekolah. Kebutuhan akan vitamin A dan C dapat dipenuhi dari sayur-sayuran. Beberapa jenis sayaur-sayuran yang kaya akan vitamin A ( 5.000 – 18.000 SI) adalah bayam, sawi, kankung, kacang panjang, kecipir, katuk, dan kemangi. Sementara beberapa jenis sayuran yang banyak mengandung vitamin C (50 – 275 mg) adalah katuk, lobak, bayam, petsai, oyong, dan cabai hijau besar 

Sumber Mineral: Mineral menempati sekitar 4 % dari total berat tubuh manusia. Berdasarkan macamnya, unsur mineral yang dibutuhkan oleh manusia adalah unsur K, Na, Ca, Mg, P, S dan Cl sbagai mineral makro, serta unsure Fe, Cu, Co, Se, Zn, Cr dan Mo sebagai mineral mikro. Mineral yang berkaitan erat dengan sayuran serta apabila tidak terpenuhi akan menimbulkan masalah kesehatan adalah zat besi (Fe). Kekurangan Fe menimbulkan animea gizi yang dapat mengakibatkan produktifitas dan daya konsentrasi berkurang. Sayuran yang mengandung vitamin C berperan meningkatkan absorpsi Fe dalam usus. Jenis sayuran yang banyak mengandung zat besi antara lain bayam, kacang panjang, kecipir, lobak, kangkung, katuk, kemangi, petsai, sawi, cabai, dan wortel.
Sumber Penganekaragaman (Diversivikasi) Makanan : Penganekaragaman (diversifikasi) makanan pada dasarnya menekankan pada konsumsi makanan yang bervariasi. Membiasakan berfikir dan bertindak dalam memilih bahan makanan atas dasar pedoman 4 sehat 5 sempurna, termasuk didalamnya sayuran penting dilakukan. Oleh karena itu penanaman pekarangan dengan aneka jenis
sayuran akan merupakan sumber penganekaragaman makanan. 

Sarana Kesehatan : Produk sayuran kaya akan zat gizi yang dibutuhkan untuk perbaikan gizi keluarga dan sarana kesehatan masyarakat. Kampanye dengan moto “kembali ke alam” mengisyaratkan pentingnya menggunakan makanan alami, termasuk sayuran. 
 
Nutrisi Segar Alami Sejengkal dari Pintu Rumah, di Pesantren Ath Thaariq Garut
Usaha intensifikasi pekarangan secara kontinu dengan budidaya sayuran merupakan penunjang utama tingkat konsumsi sayuran, perbaikan kualtas hidup, dan peningkatan pendapatan.
Pengalaman penting dari apa yang kami lakukan, lahan pekarangan dapat dijadikan asset berharga bagi pengembangan usaha tani skala rumah tangga. Kini pemanfaatan lahan menjadi basis usaha pertanian yang mampu memberdayakan sumberdaya keluarga dalam kegiatan menjual tanaman herbal bersifat rajangan kering, yang dijual secara online. 

Pesantren Ath Thaariq berusaha untuk memberikan contoh bagi lingkungan, dimana seluruh pemenuhan keluarga, terutama pangan, diproduksi sendiri,  sehingga pangan bias terpenuhi, mandiri dan tidak tergantung pada pasar dan bantuan.

Areal terbatas dikelola secara optimal dan terencana sehingga dapat memberikan manfaat yang sangat besar bagi seluruh anggota di Pesantren Ath Thaariq. 

Dengan adanya pemanfaatan lahan pekarangan yang dilakukan oleh Pesantren Ath Thaariq, sangat banyak mengurangi pengeluaran belanja bulanan dan memberdayakan para anggotanya. Sehingga dalam mencukupi kebutuhan pangan, gizi dan nutrisi keluarga tidak menjadi beban.
Bertani memanfaatkan  lahan seadanya di Teras Pesantren Ath Thaariq Garut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar