Minggu, 07 Juli 2013

Pendidikan Agama Bagi Masyarakat modern

Pendidikan Agama dan Masyarakat Modern Menurut Alvin Toffler (Krisis manusia Modern 1994 : 18 ) menyatakan bahwa abad XXI dikenal dengan Abad ”Informasi”. Adapun menurut Rosihan Anwar (Republika 1994 : 6) diantara ciri abad XII ialah : 1. Revolusi Komunikasi sehingga sering disebut abad Informasi 2. Revolusi bioteknologi 3. Revolusi Robotika Abad informasi yaitu suatu kurun waktu dimana terjadi perkembangan yang cepat serta penyebaran yang luas dari ilmu pengetahuan dan tekhnologi di berbagai bidang yang dapat mengubah bentuk dan arah di berbagai peristiwa nasional dan internasional secara mendasar. Dengan peningkatan ilmu pengetahuan mampu menurunkan secara relatif nilai-nilai dari sumber material. Perkembangan dalam ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang sering diringkas sebagai ”Revolusi Informasi” benar-benar merupakan ancaman struktur kekuasaan di dunia, karena negara-negara berdaulat sedang berubah dan bahkan di sesuaikan secara mendasar. Peta geopolitik tiap negara sedang di renovasi ke arah yang sesuai dengan dinamika perkembangan teknologi. Kemajuan tekhnologi yang ada sekarang tentu bisa dimanfaatkan, yang besar bagi kesejahteraan manusia. Pemanfaatan tekhnologi baru atau yang dikenal dengan sebutan ”Bioteknologi” (yang tidak hanya menyangkut manusia tetpai hewan dan tumbuhan) bisa menghasilkan mulai dari super bibit unggul untuk menghasilkan pangan, bahan baku obat-obatan, pestisida, rekayasa genetika, transpalantasi dan sebagainya. Dengan bioteknologi, beragam tumbuhan dan hewan bisa direkayasa untuk kesejahteraan manusia. Begitu juga dengan kondisi organ manusia yang mengalami kerusakan secara bertahap akan bisa tertanggulangi ke arah yang lebih positif. Robot yaitu suatu peranti mekanis yang dapat melakukan gerak-gerak tertentu secara otomatis atau dengan pengendalian mesin suatu kurun waktu akan mengalami penyempurnaan terutama perkembangan pesat dalam tekhnologi mikroelektronika dan komputer sangat membantu baik dalam proses mengotomatisasi proses perakitan mobil. Beberapa jenis robot dilengkapi dengan pengindera (sensor) sehingga mampu menempatkan gerakan bila terjadi penyimpangan, memeriksa ketepatan ukuran suatu benda, menghindari penghalang dan sebagainya. Robot-robot dengan kemampuan seperti itu biasanya digolongkan sebagai robot cerdas (intelegent robot). Perkembangan otomat berupa pesawat mesin yang dapat melakukan tindakan menyerupai manusia atau makhluk hidup lainnya baik dari fungsi maupun yang lainnya dikenal dengan sebutan ”Revolusi robotika”. Globalisai scientific yang merupakan keharusan baik bagi individu maupun masyarakat yang ada pada negara yang telah maju merupakan sarana penunjang bagi perkembangan peradaban manusia. Dengan science, manusia mampu menghasilkan berbagai sarana yang dapat mempermudah berbagai aktivitas. Kemudahan dan kenikmatan hidup, aneka macam rekresi, sarana rekreasi, sarana transportasi, media informasi, pengobatan dan sebagainya. Diperoleh karena kemajuan-kemajuan science, sehingga manusia sebagai subsistem yang sangat esensi dalam perkembangan ilmu dan selalu berusaha mempersempit batas komunikasi satu negara dengan negara lain guna akulturasi berbagai disiplin ilmu ingá dunia membentuk apa yang dinamakan desa globalisasi. Pada zaman Semarang componen pengetahuan hampir dari semua produk berkembang menjadi penting lagi. Perkembangan yang luas dalam pengetahuan akan membawa pengaruh atas kemampuan manusia sehingga akan semakin memasyarakat kemudahan dan kenikmatan hidup karena produk-produk yang keberadaanya tidak dibayangkan akan terwujud, baik pada masa Semarang maupun pada masa yang akan datang. Dengan revolusi science kemampuan untuk menemukan, memindahkan mengamankan maupun mengelola sumber-sumber alam yang langka seperti mineral, logam, batu bara dan minyak bumi tidak akan banyak menimbulkan kesulitan.tentu semua itu diperoleh melalui kemajuan science yang akhirnya berkembang mitos bahwa science dapat memecahkan segala persoalan manusia. Manusia pemuja science menganggap ilmu dapat membuat surga. Iklim dapat dirubah, hujan dapat dibuat, kekurangan tanah pertanian dapat diatasi dengan mengubah gunung-gunung atau bukit-bukit, alat-alat tubuh buatan pengganti ginjal, paru-paru, jantung maupun yang lainnya dapat dibuat bahkan sudah banyak dikonsumsikan. Sepintas lalu kemajuan science dan tekhnologi memang membawa kejayaan, kemudahan dan kebahagiaan bagi kehidupan manusia, tetapi disisi lain masyarakat meninggalkan mistik ketuhanan, keagamaan maupun nilai-nilai kehidupan lainnya. Manusia menjadi sinis dan skeptis terhadap semua kepercayaan karena menganggap sebagai kontroversi antara agama dan ilmu. Misalnya apa yang dimaksud dengan alam menurut T.H.Hukley Garnadi Prawirossudirjo (Ilmu dan Agama) ”alam meliputi keseluruhan dari apa yang nyata ada. Tidak ada yang disebut gaib”. Hukley seorang naturalis yang tidak percaya adanya sesuatu yang ”supernatural” atau ghaib. Menurut Viktor Tanja (Republika sabtu 1996 : 6) ”Bahwa masyarakat mendatang yang modern diantaranya akan mengalami penyakit kegersangan rohani”. Analisis ini melihat fenomena realitas yang berkembang pada masyarakat semakin tidak mempercayai duani realitas spiritual (Ghaib, transeden, supernatural), hingga akhirnya mereka alienasi dengan bahasa agama-nya. Pemisahan intelektual, kognitif, efektif dan psikomotor manusia dengan sentuhan dan keyakinan pada isi revilasi (Wahyu), mengakibatkan manusia hidup dalam sifat-sifat arogan, primordial, ekslusif maupun bentuk lainnnya, bahkan lebih jauh membangun gaya hidup materialistik, individualistik, sekularistik, kapitalistik, liberalistik maupun hedoistik. Bahkan depresi. Agama adalah suatu sistem kepercayaan. agama adalah peraturan tentang cara hidup lahir batin. Dalam agama terdapat elemen penting yaitu : 1. Keyakinan ( The Religiuos Belief) 2. Upacara ( The Religiuos Ritual) 3. Pengalaman hidup beragama (The Religiuos Experience) 4. Komunitas para pameluk agama (The Religiuos Community) Keyakinan memberi bingkai pengetahuan kosmik tentang hakekat hidup dan kehidupan, dan selanjutnya menjadi acuan apa saja yang haram dan halal. Element ritual berisi tindakan –tindakan simbolik yang merupakan penarjemahan makna doktrin ajaran agama. Sedangkan elemen pengalaman adalah keterlibatan subjek para pemeluk agama pada aktifitas suci yang dituntunkan. Adapun element komunitas adalah bentuk ikatan pemeluk agama dalam satu kepentingan. Element-element tersebut bekerja sedemikian rupa melahirkan ciri atau karakter agama. Agama semakin diperlukan bagi masyarakat modern karena agama memberi makna yang besar (Tuhan itu Maha Besar). Selain itu juga mempunyai fungsi terafitik (Tuhan itu Maha Penyembuh). Lord Brain (Science and Man 1966) menyatakan bahwa : “Manusia yang tidak memperhatikan lagi segi-segi moril dan spiritual dari kehidupannya dan mementingkan kehidupan lahir saja adalah manusia yang dihinggapi sikap batin yang disebut “Frozen Emotional Attitude”. Dalam meminimalisasi dan penanggulangan yang pertama dan utama guna mempersempit dampak negative dari perkembangan science bagi masyarakat diantaranya menurut Ahmad Tafsir (Problema Pendidikan Tahun 2000-an 1996 : 16) yaitu “Memfungsikan kembali secara optimal peran keluarga”. Keluarga yang merupakan lembaga social terkecil diharapkan muncul sebagai lembaga yang sacral dan lembaga yang paling fundamental dalam menumbuh kembangkan umat manusia baik dalam pranata social maupun pranata agama. Sedangkan manakala fungsi status keluarga sudah tidak lagi memperhatikan bahasa agama maka akan melahirkan manusia yang mengalami alienasi metafisika, yaitu perasaan tidak berdaya manusia menghadapi realitas. Peran pendidikan keluarga bagi perkembangan kepribadian manusia memiliki kekuatan dan potensi yang sangat esensi dan holistic dalam kehidupannya dibanding dengan potensi lembaga lainnya dalam masyarakat karena keluarga merupakan lembaga yang pertama mendidik tiap individu baik yang berhubungan dengan kognitif, efektif, konatif maupun psikomotor sehingga mampu mengendalikan budi pekerti, regenerasi kebudayaan yang hanif dengan bahasa wahyu dan sebagainya. Menurut Dadang Hawari (Media Pembinaan NO. 11/20-1994 : 26 ) : “Berbicara tentang pembangunan masyarakat tidak bisa terlepas dari pembangunan rumah tangga atau keluarga”. Fenomena keluarga jika dianalisa dengan integral dengan kondisi perkembangan science akan memberikan indikasi yang luas tentang fungsi dan bentuk keluarga, karena ia diantara salah satu institusi yang tidak bisa terlepas dari dampak modernisasi yang disebabkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mampu merubah visi dan misi keluarga sehingga menghadapi masa depan banyak para ilmuan yang ragu (skeptis) eksistensi keluarga. Adapun kalau ada bagaimana format keluarga yang mampu memberikan alternative guna menanggulangi manusia yang mengalami alienasi metafisika. Konsep pendidikan keluarga sakinah diharapkan dan diprioritaskan sebagai bentuk keluarga yang mampu menanggulangi dampak dari modernisasi yang melahirkan sikap batin yang beku terhadap agamanya karena diri sangat skeptis terhadap semua kepercayaan yang menyangkut agama. Konsep keluarga sakinah merupakan gambaran sebuah keluarga yang membiasakan membumikan bahasa revilasi yang tidak terklasifikasi kondisi tertentu, yang hanya memfasilitasi ruang dan waktu keduniaan semata tetapi keyakinan terhadap agamapun dijadikan sesuatu yang sangat esesnsi dan fundamental sehingga segala kreatifitasnya mengharap ridho-Nya. Perwujudan dari fenomena empiric pendidikan keluarga sakinah menggambarkan bentuk kapasitas yang universal dan integral bahasa wahyu dengan bahasa informasi alam materi, yang sudah tentu peranan manusia dengan perkembangan tekhnologi akan melahirkan tatanan yang seimbang selaras dan harmonis berbagai persoalan kehidupan baik manakala sebagai Khalifah maupun sebagian Abid Tuhannya. Dalam kondisi alam kontemporer seringkali manusia ditempatkan sebagai penyembah hasil kreatifitasnya secara mutlak karena kebenaran sering disandarkan pada science sebagai kebenaran yang bersifat fositifistik. Pengetahuan science yaitu merupakan pengetahuan yang logis yang didukung oleh bukti-bukti empiric sehingga pengetahuan yang diperolehnya itu boleh diuji akan kebenarannya oleh siapapun, maupun dan bilamanapun. Menurut Muhamad Qutb yang dimaksud dengan keluarga sakinah atau konsep pendidikan keluarga sakinah yaitu : ”suatu proses pembentuk terapi keberadaan manusia secara menyeluruh, akal dan ruh serta kehidupan material dan spiritual dan semua bentuk aktifitas yang dilakukannya”. Proses pembinaan kehidupan material dengan bahasa agama (Revilasi) dalam proses kehidupannya merupakan suatu pola yang sangat substansi. Dengan adanya landasan agama dan iman maka dunia ilmu pengetahuan dan tekhnologi diberikan wajah yang indah dan hanif. Dan hanya melalui penghayatan keagamaanlah, maka kita dapat yakin bahwa peradaban ilmu pengetahuan dan tekhnologi itu dapat memberi kelimpahan, kesejahteraan dan perdamaian yang langgeng bagi kehidupan manusia. Maka jika mengakumulasi dari berbagai deskripsi diatas, kiranya masalah problematika pendidikan islam yang lebih spesifik dalam penempatan tugas keluarga untuk mewujudkan generasi insane kamil, menarik untuk dikaji lebih mendalam dan dibuat dalam sebuah skripsi guna mengantisipasi dampak daari modernisasi yang berjudul “Konsep Pendidikan Keluarga Sakinah Menyongsong Abad XXI”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar