Minggu, 07 Juli 2013

Dari perang Badar hingga laylat al-Qadr

Dari Perang Badar hingga Laylat al-Qadr Perang Badar merupakan perang pertama yang dilalui oleh umat Islam di Madinah. Ia merupakan isyarat betapa mulianya umat Islam yang berpegang teguh pada tali agama Allah. Kemenangan besar kaum muslimin tidak terletak pada jumlah tentara yang ikut serta tetapi terkandung dalam kekuatan iman yang tertanam disanubari mereka. Dengan Keyakinan mereka pada Allah yang sangat kukuh itu, Allah telah menurunkan bantuan ibarat air yang mengalir menuju lembah yang curam. Tidak ada sesiapa yang dapat menahan betapa besarnya pertolongan Allah terhadap umat yang senantiasa menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya. Perang Badar terjadi pada 17 Ramadhan tahun ke-2 Hijriah, salah satu perang termasyhur di zaman Rasulullah SAWW. Badar adalah nama sumur yang terletak 120 kilometer di barat daya Madinah. Dalam perang ini, jumlah pasukan musyrikin adalah 920 orang, sementara pasukan muslim hanya sebanyak 313 dengan senjata dan fasilitas yang sangat terbatas. Meskipun demikian, dengan berbekal keimanan, pasukan muslimin berhasil menang. Kemenangan di Perang Badar ini tercatat dalam Al-Quran surat Ali Imran ayat 123, yang artinya, “Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar , padahal kamu adalah orang-orang yang lemah . Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya.” Dalam pertemuan dikalangan masyarakat arab ada kebiasaan sebagai kebiasaan bangsa Arab, sebelum berperang maka diantara pahlawan-pahlawannya lebih dulu harus bertanding dan beradu kekuatan dengan pahlawan musuh. Dipihak kaum Quraisy, 3 pahlawan yang keluar adalah 1. Utbah Bin Rabi’ah, 2. Syaibah Bin Rabi’ah dan 3. Walid Bin Utbah. Dan dari tentera Islam ialah 1. ‘Auf bin Al-Harits, 2. Mu’adz bin Harts dan 3. Abdullah bin Rawahah. Mereka bertiga adalah dari kaum Anshar. Tetapi karana kesombongan kaum Quraisy yang merasakan bangsanya lebih baik, tidak mau menerima kaum Anshar, malah meminta Rasulullah mengeluarkan 3 orang pahlawan dari kaum Quraisy sendiri. Maka Rasulullah mengeluarkan 1. Hamzah Bin Abdul Muthalib, 2. Ali Bin Abi Thalib dan 3. ‘Ubadah Bin Al-Harits. Mereka berenam beradu tenaga sehingga akhirnya tentara Quraisy jatuh ketiga-tiganya dan tentara Islam hanya ‘Ubaidah Bin Al-Harits yang syahid. Ini adalah petanda bahwa kaum Quraisy akan tewas. Rasulullah tidak henti-henti memanjatkan do’a kepada Allah memohon pertolongan. Untuk menebalkan iman kaum muslimin dan meneguhkan semangat barisannya. Rasulullah memohon kepada Allah yang artinya :“Ya Allah! Hamba memohon kepada Engkau akan janji dan perjanjian Engkau. Ya Allah! Jika Engkau berkehendak (mengalahkan pada hamba), tidak akan Engkau disembah lagi.”Tetapi tidak berapa minit, Beliau bangun dengan tegak lalu bersabda kepada Abu Bakar r.a. yang senantiasa berada disisinya, yang artinya :“Gembiralah oleh mu hai Abu Bakar. Telah datang pertolongan dari Allah kepadamu. Ini Malaikat Jibril sampai memegang kendaraan kuda yang ia tuntun atas kedua gigi sarinya berdebu.” Rasulullah memberi semangat kepada umatnya, membawa kabar dan jaminan bahwa tentara Islam yang turut serta diperang Badar dijamin masuk syurga. Mendengar ini, tentara Islam semakin berkobar-kobar semangatnya. Ramai-ramai pembesar-pembesar Quraisy menyerang namun akhirnya, mereka bubar dan melarikan diri. 70 orang kaum Quraisy terbunuh dan 70 yang lain tertawan. Dikalangan umat Islam hanya 14 yang syahid (6 dari Muhajirin dan 8 dari Anshar). Umat Islam mendapat kemenangan tentu atas kehendak-Nya. Mereka diberi keteguhan dan ketabahan hati . Tentu secara politik keberadaan Peperangan Badar ini amat penting dan besar artinya bagi agama Islam. Andaikata tentara Islam kalah dalam peperangan ini maka bisa jadi tamatlah riwayat sejarah peradaban orang-orang Islam malah agama Islam itu sendiri.Potret ini akibat gentingnya situasi politik yang menghimpit kaum muslimin yang masih menjadi komunitas minoritas. Berbagai prilaku dehumanisasi dialami kaum muslimin. Maka tak terlalu dini bila Kemenangan ini juga menguatkan lagi kedudukan Islam di Madinah dan menambahkan keyakinan bahwa mereka adalah pihak yang benar. Mereka dari mulai bangun disegani dan ditakuti oleh kabilah-kabilah Arab lain . Akibat kemenangan itu, kekuasaan dan dominasi orang Quraisy Makkah mulai lemah dan merosot. Sementara orang- orang yang ditawan oleh tentara Islam yang dilepaskan, ketika balike ke Makkah menceritakan kepada sahabat-sahabat dan keluarga tentang kebaikan orang Islam. Cerita ini dengan tidak secara langsung telah memberi pertolongan yang besar kepada perkembangan agama Islam di Makkah. Mereka yang menerima layanan buruk dari orang Quraisy secara diam telah berhijrah ke Madinah dan memeluk agama Islam. Dengan ini tentara Islam bertambah dari masa ke masa. Perang Badar telah memperkuat lagi kepercayaan orang Islam kepada Nabi Muhammad S.A.W. dan ajaran Islam. Mereka sanggup berkorban jiwa untuk kepentingan Baginda dan agama Islam. Di bulan Ramadhan tidah hanya mengangkat kredibilita politis masyarakat islam melalui perang Badar, namun di bulan ini ada malam kebesaran yang sering disebut Laylat al-Qadar. Laylat al-Qadar, malam sribu bulan atau malam penentuan adalah malam dimana al-qur’an diturunkan secara keseluruhan ke dalam jiwa Muhamad yang terjadi pada tahun 610 M. Ia merupakan satu diantara sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Dan ke sepuluh malam terakhir itu sangat dimuliakan. Pada malam itu, jibril pertama kali berbicara dengan Nabi Muhamad Saw, pertama kali diwahyukan al-Qur’an, dan awal mula penyebaran risalah Tuhan. Al-Qur'an adalah Kalam Allah yang tiada tandingannya (mu'jizat), diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril alaihis salam, ditulis dalam mushhaf-mushhaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir (oleh orang banyak), serta mempelajarinya merupakan suatu ibadah, dalam mushaf dimulai dengan surat Al-Fâtihah dan ditutup dengan surat An-Nâs. Qara’a mempunyai arti mengumpulkan dan menghimpun, dan qira’an berarti menghimpun huruf-huruf dan kata-kata satu dengan yang lainnya dalam satu ucapan yang tersusun rapih. Qur’an pada mulanya seperti qira’ah yaitu masdar 9infinitif) dari kata qara’a, qira’atan, qur’anan. Qur’anah disini berarti qira’atahu. Qur’an dikhususkan sebagai nama bagi kitab yang diturunkan kepada Muhamad saw. Definisi tersebut telah disepakati oleh para Ulama dan Ahli ushul. Allah menurunkan Al-Qur'an adalah untuk menjadi undang-undang bagi ummat manusia dan petunjuk serta sebagai tanda atas kebenaran Rasul dan penjelasan atas keNabian dan keRasulannya, juga sebagai alasan (hujjah) yang kuat di hari Kemudian dimana akan dinyatakan bahwa Al-Qur'an itu benar-benar diturunkan dari Dzat Yang Maha Bijaksana lagi Terpuji. Nyatalah bahwa Al-Qur'an adalah mu'jizat yang abadi yang menundukkan semua generasi dan bangsa sepanjang masa. Dalam hal ini Syauqy mengemukakan: Para Nabi dahulu datang membawa ayat dan hilang sedang engkau datang membawa kitab abadi, ayat-ayatnya tetap baru, meski masa telah berlalu dihias dengan keindahan asli abadi dan nurani. Al-Quran tentu diturunkan oleh kuasa Sang Maha Tak Terhingga, Sang Maha Bijaksana, Sang Illahi yang tak terhingga akan kekuasaan-Nya. Tak ada yang pantas memperoleh pujian hanya milik-Nya semata. Allah tentu merupakan nama suatu hakekat, atau keniscayaan yang bersifat mutlak. Maka dari itu, Nama itu hanya pantas diperuntukan bagi Tuhan. Dia adalah Zat yang abadi dan kekal. Dia adalah Maha Mutlak. Dia adalah yang Maha Nyata. Dia adalah Totalitas. Nama Allah yang disebut sebagai Ism Al “Izzah yang merupakan nama Yang Khusus bagi-Nya. Dalam hadis menyatakan bahwa” bagi Tuhan memiliki 99 nama”, yang secara keseluruhan dinamakan al-Asma al-Husna (nama-nama yng terbaik) dan nama tersebut terbagi dua jenis : Asma al-Zat (Nama Esensi) dan Nama Al –Shifat ( Nama Sifat). Al- Awwal (57:3), al-Akhir (57:3), al-Ahad ( 112:1), al-Badi”( 2:117), al-Bari (59:24), dan lain-lain. Hal ini menandakan bahwa Dia Yang Maha Pantas “al-Muqsit” ( 21:47) untuk memiliki keagungan, karena Dia Maha Agung “ al-Azhim”. Dia penerima taubat karena Dia Maha taubat “ al-Tawaab” ( 2:37). Dia adalah Yang Maha Benar “ Al-Haqq” karena ia memiliki kebajikan “ al-Khabir ( 6:18) dan Yang Tunggal “ al-Wahid (74:11). Dengan begitu, al-Qur’an memiliki keistimewaan yang luar biasa. Ia dapat memecahkan problem-problem kemanusiaan dalam berbagai segi kehidupan, baik rohani, jasmani, social, ekonomi, maupun politik. Tentu Qur’an meletakkan setiap persoalan dengan sentuhan yang mujarab, yang sesuai dengan setiap zaman. Sehingga Quran selalu memperoleh kelayakan- kelayakan di setiap waktu dan tempat, dan ia menjadi pedoman dalam agama Islam bagi ummat-Nya, dan Islam adalah agama yang abadi. Dunia hari ini Dunia kita hari ini nampaknya tidak lagi tempat yang terbaik bagi manusia. Pemimpin-pemimpin terbaikpun tidak membawa pada kehidupan yang lebih baik bagi rakyatnya.Berbagai peristiwa yang mengarah kerusakan tak bisa lagi dibendung. Semua kesenangan dan kemewahan modern, semua penemuan dan penciptaan hasil dari sebuah peradaban yang banyak di banggakan namun dalam benak manusia sangat mengecewakan. Dunia semakin tidak bijak. Degradasi moral dan disintegrasi material telah menghitamkan gambar. Kekuatan destruktif menguasai dan segala rasa aman telah leyap. Masyarakat Islam dihadapkan pada fenomena sedang dalam keadaan bergejolak. Siafat-sifat yang terbaik yang dihormati sepanjang jaman mencair dan terkikis. Keyakinan pada agama semakin hilang dan redup. Padahal dorongan keagamaan manusia merupakan Sesutu yang istimewa. Ia adalah sumber etika moralitas manusia yang terakhir dan sumber pencarian dalam mencapai kebenaran dan hakekat. Ia adalah satu-satunya jawaban bagi kebutuhan yang pokok dan riil dari manusia disegala zaman dan semua lingkungan. Ia merupakan sebuah insting, sifat sejati manusia, dan dengan menyangkal naluri tersebut hanya berarti bencaan dan kehancuran ( wahid Bakhsh Rabbani :2004) .Kondisi umat hari sulit dipungkiri mengalami kegagalan diantarnya : pertama; kegagalan dalam keyakinan penghayatan pengalaman keberagaman, kegagalan dalam kedua; mempersatukan umat . ketiga :Kegagalan dalam mewujudkan keadilan sosial . keempat; Kegagalan dalam bidang pendidikan moral umat . Sementara Tantangan umat hari diantarnya tantangan ;identitas, tantangan referensi, tantangan keterbelakangan ,tantangan pertumbuhan (moderisme) ,tantangan keadilan social,tantangan perempuan, tantangan depotisme dan tantangan proyek globalisasi dan liberalism. Sementara Sistem islam kontemporer berhadapan dengan system sosial yang destruktif ,Sistem politik yang otoriter dan Sistem ekonomi yang eksploitatif . Kebangkitan islam barangkali peristiwa yang paling menakjubkan dalam sejarah manusia. Lepas dari sebuah peradaban yang sama sekali tidak manusiawi.Islam melalui utusan yang terakhir dalam tempo yang singkat mengangkat kemanusiaan, menyebar kehampir separuh bumi, mencetak kembali para penerus yang memiliki kecerdasan spirirual dan social, membangun dunia yang sama sekali baru. Islam yang dibawa nabi Muhamad Saw merupakan pilihan yang terbaik. Karena Agama itu dibawa pribadi yang tidak hanya penjaga spiritual semata, ia memiliki semangat yang paling besar, manusia yang paling mulia yang pernah dilahirkan umat mansia. Ia membawa Islam serta umatnya kedalam cahaya dan kebenaran yang tinggi ( Major Arthus Glyn : 1927).Sehingga dengan semangat Badar dan Laylat al-qadar dawah kedepan dengan Da’wah salafiyah (kembali kesumber utama),dengan Thariqah sunniyah ( akhli sunah waljamaah),dengan Thariqah shufiyah (membangun kesucian),dengan Hai’ah siyasiah (politik),dengan Jamaah riyadhiyah (pendidikan),dengan Rabithah ilmiyah tsaqafiyah (peradaban),dan dengan Syirkah iqtishadiyah (distribusi kekayaan) dan mengobati Fikrah ijtimaiyah (penyakit yang melanda umat) seperti individual, konsumtif,hedonisme, sekularisme, hiper realita dan maksiat hati. Sehingga kaum muslimin dapat membangun obor di tengah kegelapan menuju pantai keselamatan. Ya Tuhan-Ku, masukanlah aku dengan cara yang baik dan berikanlah kepadaku ku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong. Ya Allah, kami memohon ke hadirat-Mu untuk mendapatkan keridhaan-Mu dan surga_-Mu. Kami berlindung dari kemurkaan-Mu, dan dari siksa neraka. Ya Allah, sesunguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Mulia, Engkau Suka mengampuni, oleh sebab itu ampunilah kami dan ampunilah Bapak ibu bapak kami dan semua muslimin dan muslimat dengan kasish sayang-_Mu. Ya Tuhan Yang Maha Penyayang. Maha suci Allah Maha qudus Dia, Tuhan kami Tuhan malaikat dan Ruh. Ya Allah, sesungguhnya Engkau adalah Maha pengampun dan Maha Mulia. Engkaulah yang suka mengampuni, maka ampunilah aku,”Amin Wallahu a’lam bishawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar