Oleh :
Novi
Widiawati dan Andi Muhammad Taufik Hidayat
Pohon mint kami ditanam dipinggir pesantren, ditanah
yang dicangkul dengan lebar 30 cm dan
panjang 4 meter.
Media tanamnya adalah tanah yang dicampur sekam
gergaji, kotoran domba, atau tanaman rumput yang benar – benar sudah kering.
Mint ditanam dibawah atap genteng, dipinggirnya sekira
40cm dari gundukan kebun mint ada selokan, untuk memudahkan kami menyiram.
Hari ini kami sedang mengamati pertumbuhannya, beberapa daun mint kami bolong – bolong, entah penyakit apa yang diderita, belum terlihat binatang apa yang memakan daun mint kami.
Hari ini kami sedang mengamati pertumbuhannya, beberapa daun mint kami bolong – bolong, entah penyakit apa yang diderita, belum terlihat binatang apa yang memakan daun mint kami.
Biasanya, tanaman ini tidak perlu dirawat khusus,
cukup menyiramnya tiap sore, serta dijauhkan dari hama ayam yang ingin mencakar
tanahnya. Ayam suka mencakar tanah sekitar karena diatasnya ada sekam gergaji,
yang kerp dari sekam ini keluar serangga yang disukai ayam. Untuk
mencegat ayam masuk, kami memasang pagar dari bilahan – bilahan bambu, agara
tanaman terlindungi, dan tidak lagi diacak ayam.
Mint merupakan tanaman yang menjalar pendek – pendek,
berawal dari pangkal batang, paling panjang kira – kira 3 cm hingga 10 cm.
Daun mint sangat mudah ditanam, asal tidak terkena
langsung guyuran air hujan, dan berada ditempat yang cukup teduh, dia akan tumbuh
sangat subur. Kami bahkan memanennya tiap hari untuk bumbu dapur. Mint
cukup dipetik dari pangkal batang,
kemudian dipotong – potong sepanjang 5 cm, lantas dimasukkan ke tanah sedalam 2
cm, jaraknya cukup 5 cm, agar tumbuh cepat dan merimbun.
Manfaat daun mint kami gunakan untuk bumbu berbagai
macam masakan, dari mulai sup ikan, opor ayam, oseng saucing, oseng waluh,
oseng tahu, pasti semuanya memakai daun mint.
Daun mint khas wanginya. Memelihara mereka sangatlah
gampang, semakin sering dipetik, semakin sering dipupuk, semakin sering mereka
berdaun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar