Cuaca yang sangat ekstrim, anomaly dan
tidak menentu, memberikan dampak pada berbagai aspek, baik kesehatan,
pertanian, dan perekonomian.
Rendahnya perilaku dan kepedulian
masyarakat dalam menghadapi ancaman perubahan iklim.
Tidak adanya Sekolah Ekologi yang
mengkhususkan Pengetahuan Ekologis (proses – proses natural dan saling
berkaitan yang terjadi di alam), baik itu secara Teori maupun “Praktek” bagi
anak – anak sejak usia dini sampai mahasiswa serta masyarakat umum.
Terancam punahnya
keragaman hayati Indonesia. Di tempat kami, beberapa tanaman mulai hilang
karena disingkirkan oleh petani akibat ketidaktahuan serta gencarnya promosi
dari perusahaan benih dan produk hasil rekayasa genetik (Genetically modified
Organism/GMO), berupa benih dan pangan/pakan.
Petani yang
menguasahakan lahan pertanian yang sangat tergantung pada pasokan suplai bibit
yang disediakan oleh perusahaan besar, sehingga tidak mandiri.
Dipakainya paradigma
yang keliru tentang konsep pembangunan dan system produksi yang eksploitatif
serta berorientasi keuntungan jangka pendek saja.
Hilangnya kearifan
local dalam mengembangkan system pertanian yang lebih ramah lingkungan.
Berlimpahnya kekayaan organik di sekitar
kita, yang tidak diinformasikan oleh para Petugas Penyuluh Lapangan untuk
dipakai sebagai bagian metode pertanian yang berkelanjutan. Ini disebabkan PPL
berfungsi dan merangkap sebagai agen segala macam Pupuk/Pakan/Benih dari
perusahaan, sehingga terkesan para PPL enggan untuk memberikan pencerahan
kearifan lokal, karena adanya tuntutan menjadi “tukang iklan” perusahaan agar
para petani dampingannya membeli semua produknya.
Digunakannya pupuk kimia dalam pertanian
sawah di sekitar komunitas dimana proyek berlangsung dan di daerah lain pada
umumnya, dimana sawah dipaksa untuk panen tiga musim tanam dalam setahun. Ini
membuat petani harus menaburkan pupuk kimia lebih banyak lagi. Semua perilaku
ini mengakibatkan miskinnya unsur hara yang mengakibatkan dampak negatif untuk
lingkungan dan kondisi pertanian itu sendiri.
Disamping itu ancaman lainnya adalah,
generasi muda yang kehilangan arah, akibat system pendidikan yang hanya
mengarahkan pada kontekstual saja, sehingga anak – anak tidak mempunyai
keterampilan - keterampilan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar