Hentikan Memperkaya Pemodal
Pada masa berkuasanya orde baru, tentu ketahanan pangan menjadi bacaan yang penting. Berbagai program di ciptakan. Bahkan berbagai kaum sekolahan di undang dan dipasilitasi untuk mendiskusikan secara serius pentingnya persoalan ketahanan pangan. Dan tentu swasembada pangan menjadi sentral perhatian yang menarik di masa orde baru.
Tentu untuk mengupayakan terwujudnya agenda itu, berbagai pengetahuan dan keterampilan di kerahkan. Dan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi akhirnya menjadi jawaban. Karena melalui teknologi itu kekuarngan pangan bisa seketika di atasai. Dan hasilnya tak bisa di pungkiri dari tahun 1985-1990 indonesia memperoleh swasembada beras. Dan tentu babak keberhasilan itu di dukungan dengan suatu program yang dahsat yang akhirnya dikenal dengan istilah “Green revolution” (revolusi hijau). Dan agenda itu ditandai dengan pemakaian bibit unggul “high yielding varieties” penggunaan pupuk kimia, insektisida, pestisida, fungsida dan herbisida. Dan babak penemuan baru itu diciptakan untuk merubah corak pertanian tradisional secara totol.
Tentu program baru itu mengalami penolakan dari warga. Namun upaya itu tak berhasil dilakukan. Berbagai pemaksaan yang di sertai dengan kekerasan dilakukan. Warga yang menolak atas penggunaan agenda itu harus berurusan dengan balai desa, para penyuluh pertanian, bahkan aparat keamamanan. Dan bila terus dilakukan penolakan maka warga di tuduh merongrong pembangunan, menghambat pembangunan, melawan pemerintahan yang sah dan melanggar hukum. Tentu atas kelakukan itu, warg tak bisa berbuat banyak dan akhirnya secara perlahan-lahan warga menjadi pengikiut dari model pengelolaan pertanian yang berbasis modern itu. Bila kita jujur,tentu kelakukan itu tak lain dari upaya politik yang menempatkan warga sebagai hamba sahaya dan penguasa sebagai raja dan tuan. Lebih jauh pilihan itu dilakukan untuk menjaga dan mempertahankan kekuasaannya.
Janji-janji akan keberhasilan mulai tersa menyesakkan napas kaum petani. Dan kejadian itu semakin sesak ketika muncul berbagai hama yang hidup dalam berbagai tanaan pertanian. Seperti wereng pada padi, penyakit kriting dan bule pada cabe, sitobodas pada bawang, dan jenis hama lainnya. Dan tentu semua bibit yang digunakan warga tak lain dari produk perusahaan besar (kapitalis) seperti Monsanto, bayer, Sumitomo, dan nama perusahaan lainnya. Dan para TNSc itu tentu memiliki kepentingan yang sangat kuat. Dan TNCs itu memiliki alat untuk memobilisasi berbagai potensi yang di kehendakinya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berhenti disitu, dan pada perode berikutnya mendorong berbagai penemuan yang cukup penting diantaranya dalam bidang pertanian selain dalam bidang lainnya. Rekayasa genetika merupakan istilah yang di kenal dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu . dan kegiatan tindakan itu merupakan tindakan yang sistematis sebagai upaya penciptaan dan penyempurnaan atas genom ( pembawa keturunan ) mahluk hidup untuk memperoleh susunan bentuk genom baru dengan menggunakan teknik baru (DNA) rekombinan (DNA). Dalam lingkunag sekolah istilah itu dikenal NGO ( genetocally Nodified Organism). Dan pelopor kelakuan itu tak lain dari negara induk kapitalis (USA). Dan objek perhatian itu dilakukan pada berbagai produk makanan seperti padi, jagung, kedelai,dll.
Berbagai penolakan dilakukan. Namun tak ada yang bisa menghentikannya. bahka penguasa dengan lantang melalui hutbahnya memerintahkan warga untuk menggunakannya. Tentu implikasi dari penggunaan itu sangat besar. Selain soal kesehatan juga berimplikasi pada soal menyebarnya berbagai penyait yang akan sulit di obatinya.
Sebagai upaya tindakan penyelamatan atas kelakuannya, USA mendorong dibentuknya sebuah organisasi dunia yang mendorong perdagangan dunia. Dan upaya itu berhasil dengan didirikannya WTO di tahun 1995. inilah lonceng kematian yang akan menghantarkan para negara berkembang. Karena babak ini merupakan agen baru perdagangan global yang sangat berkuasa. Dan berbagai intrumen yang di ciptakannya akan menjadi sebuah perjanjian yang memaksa. Dan tentu intrumen lain yang menjadi poin penting dari WTO adalah perdagangan bebas. Dengan demikian ini babak baru dimana tiap negara akan menyerahkan berbagai sikap politiknya pada kaum swasta. Dan berbagai biaya sosial, lingkunag hidup, dibebankan pada publik. Dan sistem ini akhirnya dikenal dengan istilah model neo liberalisme. Tentu idiologi ini akan mengesampingkan berbagai kebijakan yang melayani, melindungi dan memenuhi hak warganya. Baik soal lingkunagn hidup, sosial, kesehatan, perlindungan kaum tenaga kerja, penyediaan sumber daya manusia. Dan berbagai subsidi tentu tak bisa dialirkan ke setiap warganya. hingga hari ini hutan, gunung, sawah, lautan simpanan kekayaan kini ibu sedang lara merintih dan berdoa dan itu adalah penggalan lagu yang berjudul ibu pertiwi patut kita renungi lagi maknanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar