Minggu, 07 Juli 2013

Meraih Suasana Al Jannah

Meraih Suasana Al’Jannah Al’ Jannah sering dimaknai kebun, dan penggunaan istilah ini di sebut beberapa kali dalam Al-Qur’an. Bahkan keberadaan kebun itu di gambarkan dengan perlengkapan kemewahan yang tidak ada tandingnya serta dilengkapi dengan berbagai tumbuhan yang sangat rindang terlindungi dari berbagai badai seperti bencana alam, erosi, kebanjiran dan rusaknya unsur hara.


Dan sejumlah ayat Al-Qur’an mengenai hal ini diantaranya : dan sesungguhnya orang yang paling dahulu beriman mereka adalah orang-orang yang di dekatkan (kepada Allah). Mereka berada di dalam surga-surga kenikmatan. Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu, dan segolongan kecil dari ornag-orang yang terkemudian. Maka berada di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata yang seraya bertelekan di hadapannya secara berhadap-hadapan (QS 56 : 10-16) “ dan golongan kanan, betapa bahagianya golongan kanan ini. Mereka berada diantara pohon bidara yang tidak berduri dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya) naungan yang terbentang luas, air yang tercurah, buah-buahan yang banyak, yang tidak berhenti (berbuah) dan tidak terlarang mengambilnya, dan kasur-kasur tebal lagi empuk. Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) secara langsung, dan kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, yang penuh cinta lagi sebaya umurnya. (kami ciptakan mereka) untuk golongan kanan, yakni segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu, dan segolongan besar juga dari orang-orang yang kemudian… (QS 56 : 27-40).’ Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa, didalamnya terdapat sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari susu yang tiada berubah rasanya, sungai-sungai dari khamr yang lezat rasanya bagi peminumnya, sungguh-sungguh dari madu yang di saring dan didalamnya mereka mendapat segala macam buah-buahan dan ampunan dan Tuhan mereka. Samakah dengan keadaan mereka yang kekal tinggal di neraka yang mana mereka di beri minum dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong mereka (QS 4:15)” sesungguhnya berita gembira kepada orang-orang yang beriman dan mereka yang berbuat kebajikan, bahwa bagi mereka di sediakan surga-surga yang didalamnya mengalir sungai-sungai. Setiap mereka di beri rizki dari buah-buahan surga tersebut, mereka berkata “ inilah yang pernah di berikan kepada kami dahulu”. Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka didalamnya terdapat istri-istri yang suci dan mereka kekal didalamnya (QS 2:25). Dan kami lenyapkan segala rasa dendam yang menyelimuti hati mereka, sebaliknya mereka merasa bersaudara yang duduk saling berhadap-hadapan diatas dipan-dipan. Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan di keluarkan dari padanya ( QS 15 :47-48). Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas-gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur, yakni mata air dalam surga yang hamba-hamba Allah meminumnya, yang mereka dapat mengalirkan dengan sebaik-baiknya. Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana. Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada fakir miskin, anak yatim, dan mereka yang tertawan. Sesungguhnya kami memberikan makanan kepadanya hanyalah untuk mengharapkan keridhoan Allah, kami tidak mengharapkan balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan)terimakasih, sesungguhnya kami takut akan azab pada suatu hari dimana terdapat orang-orang yang bermuka masam, penuh kesulitan dari Tuhan kami. Maka Tuhan memelihara mereka dari kesusahan di hari itu dan memberikan kepada mereka (kejernihan) wajah dan kegembiraan hati. Dan Dia memberikan balasan kepada mereka berupa surga dan pakaian sutera. Di dalamnya mereka duduk bertelekan di atas dipan, didalamnya mereka tidak merasakan teriknya matahari dan tidak pula rasa dingin yang menyengat. Dan naungan pohon-pohon surga tersebut berada dekat di atas mereka dan buahnya di mudahkan memetiknya semudah-mudahnya. Dan kepada mereka diedarkan bejana-bejana dari perak dan piala-piala yan bening bagaikam kaca. Yakni kaca-kaca yang terbuat dari perak dan telah diukur mereka dengan sebaik-baiknya. Di dalam surga tersebut mereka beri minuman dengan segelas minuman yang campurannya adalah jahe, (yang didatangkan) dari sebuah mata air surga yang bernama Salsabil. Mereka di kelilingi oleh sejumlah pelayan muda yang tetap muda. Apabila kamu melihat mereka, niscaya kamu akan mengira mereka sebagai mutiara yang bertaburan. Apabila kamu melihat surga, niscaya kamu akan menyaksikan berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar. Mereka mengenakan kain sutera halus berwarna hijau, dan sutera tebal dan di pakai-kan kepada mereka gelang yang terbuat dari perak. Dan Tuhan memberikan kepada mereka minuman yang bersih. Sesungguhnya demikian ini merupakan balasan buatmu, dan usahamu yang hrus di syukuri (QS 6 : 5-22) “ dan didalam surga ini terdapat bidari-bidadari yang bermata tajam, laksana sorot mutiara yang tersimpan baik, sebagai balasan dari apa yang mereka kerjakan (QS 56 :22-24) “ sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung. Dan kami jadikan merka gadis—gadis perawan, penuh cinta dan sebaya umurnya. Mereka itu kami ciptakan untuk golongan kanan (Qs 56:33-38) “ yaitu Surga Aden yang dijanjikan oleh Tuhan yang Maha Pemurah kepada hamba-hambanya, sekalipun (surga tersebut) tidak tampak. Sesungguhnya janji Allah adalah pasti akan ditepati (Qs 19:61) “ sebagai balasan apa yang telah mereka kerjakan. Mereka tidak akan mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa. Sebaliknya mereka akan mendengarkan perkataan salam (qs 56: 24-26). Dan ini adalah awal para hamba untuk memulai ketertarikan terhadap Tuhan yang maha Kuasa. Tanpa Tuhan tak ada alam syahadah. Hanya dengan kekuasaannya semua yang alam syahadah itu akhirnya lahir. Namun alam ini tentu akan mengalami keterbatasan. Sebagaimana hidup kita yang tiap detik menunggu ajal tiba. Namun meskipun alam ini fana, tak terhitung manusia yang menjadikan dirinya sebagai tuhan. Berbagai harta, kekuasaan, dan jabatan di klaim sebagai hasil dirinya semata. Tak ada campur tangan dari Sang Kholik. Sehinga untuk menyeimbangkan kelakukan manusia yang telah menempatkan dirinya sebagai tuhan tentu penting untuk kembali mendudukan diri kita dalam tempat yang benar. Karena tanpa itu penderitaan manusia yang telah di hisap dan ditindas (ekploitasi) tak bisa menuntut keadilan, kehormatan, martabat dan kemuliaan tak pernah ada akhirnya. Tentu bagi mereka yang menjaga harkat dan martabat manusia sebagai abdi akan menjadikan puasa di bulan ramadhan ini sebagai sarana peribadatan vertical dan social yang utuh dan terbaik agar memperoleh perlakuan yang lebih dari Sang Kholik. Dan arena tersebut dalam literatur Al-Quran di sebut Jannah. Sehingga dengan puasa bisa menjaga kekosongan spiritual. Hasan Bashri berkata : Waspadalah terhadap dunia ini dengan penuh kewaspadaan, karena dunia ini ibarat seekor ular yang licin dipegang, namun bisanya sangat mematikan. Hindarilah olehmu orang-orang yang memujimu, karena meskipun hanya sedikit pujian tersebut akan memperlemah dirimu; bebaskan dirimu dari pengaruh dunia, karena engkau akan segera melihat kepalsuan dunia, dan sadarilah bahwa dirimu suatu saat pasti meninggalkannya; dengan keteguhan dalam menanggung beberapa kesulitan, niscaya ketentraman batin akan menjadi milikmu. Semakin engkau dalam kesenangan, maka engkau harus semakin waspada. Bagi orang yang mencintai dunia, dimanapun dia akan merasakan kesenangan dunia, hingga dunia menenggelamkan dirinya dalam penderitaan, dan dimanapun dia mendapat dunia atau menguasai sebagian darinya, maka dunia tersebut justru akan menguasai dirinya. Dan sekali lagi, waspadalah terhadap dunia ini, karena impian dunia adalah kebohongan, harapan dunia adalah kepalsuan, dan ia mengeruhkan hati yang bersih. Seperti yang diterangkan dalam Al-Quran 57:20 “Untuk itu di bulan ini pantas kita bermohon ke pada Dzat yang Maha Tinggi, yang Maha Agung, Maha Mengetahui segalanya. Engkau adalah Tuhan kami, dan pengetahuan-Mu memuaskan kami, Tuhan yang paling sempurna adalah Tuhan kami, dan tiada kepasrahan yang sempurna melainkan kepasrahan kami. Engkau beri pertolongan siapa saja yang Engkau kehendaki, sedang kebijaksanaan dan maha penyayang. Kami mengharapkan keselamatan dalam setiap gerak dan diam kami, baik di dalam perkataan maupun dalam kehendak batin, dari bahaya keragu-raguan yang menyelimuti hati kami dari perenungan hal-hal yang gaib. Orang-orang beriman telah tertimpa penderitaan dan mereka juga digoncang oleh amukan gempa. Maka orang-orang munafik dan mereka yang didalam hatinya bersarang penyakit berkata bahwa janji-janji Tuhan dan Rasulullah adalah khayalan belaka. Teguhkanlah kami, dan berilah kami pertolongan dan tundukanlah lautan sebagai mana Engkau pernah menundukannya untuk Musa, tundukanlah api sebagai mana Engkau pernah menundukannnya untuk Ibrahim, dan tundukkanlah gunung dan besi sebagaimana telah Engkau tundukan untuk Daud, dan tunduan angin, iblis dan jin sebagai mana Engkau telah menundukan mereka untuk Sulaeman. Dan tundukan untuk kami semua lautan-Mu baik yang dibumi, yang berada di langit maupun yang berada di alam fisik juga yang berada di alam gaib, dan lautan di dunia maupun yang dibalik dunia ini, Wahai Tuhan yang kekuasaanya meliputi segala sesuatu amin (Hizb al-Bahar). Wallahu a’lam bishawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar